13 October 2008

Laskar Pelangi, Pelajaran Hebat Bagi Guru


Sangat inspiratif, menggugah dan menyentuh...Ini adalah kesimpulan saya setelah menyaksikan film Laskar Pelangi di Botani Square Bogor yang digarap oleh Riri Riza dan Mira Lesmana di akhir Ramadhan bersama istri saya sambil ngabuburit. Film yang mengisahkan kondisi pendidikan dasar di Belitong dan perjuangan 10 orang siswa pelangi di sebuah sekolah dasar Muhammadiah ini banyak diminati masyarakat Indonesia karena memiliki nilai-nilai yang menggugah dan menyentuh para penontonnya, sekaligus beberapa cuil kisah lucu dari pemeran-pemeran cilik dalam film itu.

Saya jadi teringat film tentang perjuangan guru dari Amerika yang juga di angkat dari kisah nyata dan buku yang telah beredar sebelumnya. "The Ron Clarak Stroy" adalah kisah seorang guru SD di New York yang pandai mengubah kelas "preman" menjadi kelas luar biasa karena kegigihannya dalam menerapkan sentuhan-sentuhan manajemen kelas yang sangat inspiratif dan aplikatif. Si guru sendiri memperoleh penghargaan "Teacher of the Year" dari pemerintah AS karena dedikasi dan kegigihannya. Film lainnya adalah "The Freedom Writers" yang juga mengisahkan kegigihan serta semangat pantang menyerah seorang guru SMA yang begitu "gerah" melihat siswa-siswi di sekolah dan kelasnya yang sangat rasial dan tidak punya keinginan tulus dalam belajar. Kekerasan demi kekerasan sering terjadi dan permusuhan serta saling curiga tampak setiap hari dalam lingkungan kelas dan sekolah. Pada akhirnya, si guru sukses menginspirasikan nilai-nilai keadilan, keperayaan dan saling mempercayai satu sama lain melalui metode-metode menarik dalam belajar sehingga murid-muridnya mau mulai menulis akan kisah-kisah hidup mereka dan akhirnya terbangun saling percaya satu sama lain. Walaupun harus bergulat dengan manajemen sekolah yang tidak mendukung usahanya serta mengeluarkan kocek sendiri, kisah dalam film The Freedom Writers membuktikan kegigihan adalah awal dari sebuah proses menuju perubahan dan kesuksesan.

Kembali ke Laskar Pelangi, film yang diangkat dari novel dengan judul sama karangan Andrea Hirata, si anak Belitong, ini adalah film tentang potret sebuah pendidikan dan kegigihan guru serta murid-muridnya yang pertama yang saya pikir baru ada di Indonesia. Dengan semakin kencangnya isu-isu perubahan menuju perbaikan mutu pendidikan dan guru yang beberapa tahun belakangan ini santer dihembuskan, nampaknya film ini menjadi tontonan wajib bagi seluruh guru (2,7 juta orang) serta siswa (25 juta siswa). Bayangkan bila seluruh guru menyaksikan film ini dan kemudian mengambil nilai-nilai kegigihan dan dedikasi tinggi akan pentingnya membimbing anak bangsa ini menjadi insan yang cerdas dan berakhlak, merubah cara pandang mereka tentang profesi mereka yang luhur serta terus menjadi guru hebat yang dapat menginspirasikan anak-anak mereka agar terus belajar untuk terus maju tidak terus menjadi bangsa yang terpuruk. Bayangkan juga bila siswa yang 25 juta anak itu mengambil nilai-nilai perjuangan ke-10 laskar-laskar cilik yang tidak pernah berhenti belajar walaupun jarak, keterbatasan ekonomi sampai bahkan harus menanggung bahaya (ingat Lintang yang harus menunggu buaya masuk ke habitatnya untuk bisa terus mengayuh sepedanya), dapat dipastikan bangsa ini dapat menghasilkan manusia-manusia berkaliber luar biasa yang cerdas, gigih serta berakhlak mulia karena mereka dapat menyadari ilmu-ilmu duniawi bagi pembangunan ini serta ilmu-ilmu religi yang membentuk mereka menjadi manusia yang takwa dan berbudipekerti baik. Yakin kedepan, bangsa kita ini akan memiliki pemimpin-pemimpin yang bersih, anti korup dan mengabdi pada rakyat agar terjaga dari kebangkrutan, kemiskinan dan kebodohan.

Salut dengan film Laskar Pelangi. Semoga guru dan siswa dan siapa saja dapat mengambil nilai-nilai inspiratif akan film yang telah menyedot 1,5 juta penonton ini dalam kurun waktu 2 minggu penayangannya, sehingga pendidikan bisa terus maju dengan mengutamakan nilai-nilai akhlak dan budi pekerti agar kita semua terhindar dari kehancuran. Semoga semakin banyak film-film nasional bermutu yang jauh dari angin-angin materialisme, kekerasan dan kejahatan.

Kini saya harus memiliki DVD film itu sambil menganalisanya untuk dijadikan klip-klip gugahan bagi guru dalam modul pelatihan saya...